Jumat, 02 Desember 2016

Macam-macam Majas Beserta Contoh

Pengertian Majas

Majas adalah adalah  bahasa kias dan indah yang di gunakan untuk mempercantik  susunan kalimat yang dipergunakan untuk tujuan menimbulkan kesan imajinatif serta mampu menciptakan efek-efek tertentu baik itu melalui lisan atau tertulis untuk pembaca dan pendengarnya.
Macam macam Majas

Secara garis besar majas terdiri atas empat macam majas yang tiap-tiap macamnya terdiri dari beberapa jenis majas turunan,

Majas terdiri dari :

1). Majas Perbandingan;
2). Majas Pertentangan;
3). Majas Sindiran;
4). Majas Penegasan.

A.    Majas Perbandingan





 

Majas Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan untuk meninggalkan  kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar ataupun pembaca. Jika kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1. Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini biasanya ditandai dengan penggunaan  kata bagai, bagaikan, seperti, , seumpama, bak dan laksana.
Contoh :

a)     Wajahnya bagaikan rembulan.
b)     Rambutnya bak mayang yang terurai.
c)     Dia mewarisi sifat seperti seekor singa.
d)     Badannya  seperti samson.
e)     Watak dan karakternya seperti batu.
f)      Semangat nya keras bagai baja

2. Majas Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Kata atau kelompok kata yang dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, seperti kata bunga desa dalam kalimat “ Zahro adalah bunga desa yang diidamkan oleh banyak pria”. Contoh lainnya sebagai berikut:
Contoh:

a)     Ia sangat terpukul dengan kepergian belahan hatinya
b)     Raja siang keluar dari ufuk timur
c)     Rosyid selalu menjadi bintang kelas setiap semester
d)     Ronaldo menjadi mesin pencetak gol bagi Madrid
e)     Pak Tono adalah tangan kanan ayahku.
f)      Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah.

3. Majas Alegori
Majas Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan mengunakan kiasan atau penggambaran. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:

a)     Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang  kuatnya ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
b)     Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya musnah
c)     Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

4. Majas Personifikasi

Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa  yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seakan-akan memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:

a)       Badai mengamuk dan memporakporandakan rumah
b)       Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c)       Hujan rintik menari-nari diatas genting
d)       Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan sore ini.
e)       Api telah melahap seisi rumah gubuk itu


5. Majas Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang tertentu yang dapat menggantikan kata yang ingin diutarakan.
Contoh:

a)       Ia terkenal sebagai buaya darat ( playboy)
b)       Rumah itu hangus dilalap si jago merah ( api )
c)       Aku tidak suka berteman dengan bunglon (tidak berpendirian)
d)       Pada bulan ini KPK berhasil meringkus banyak tikus. (koruptor)
e)        Meminjam uang dari lintah darat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah keuangan.

6. Majas Metonimia

Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:

a)    Ia berangkat ke rumahku hanya dengan  mengenakan Cubitus. (kaus)
b)    Pak Toni berangkat ke kantor dengan Bata (sepatu)
c)     Ayah membaca koran sambil menikmati Kapal Api (kopi)
d)    Setelah makan, Ani minum satu gelas Aqua. ( air )
e)     Pejalan kaki itu tewas tertabrak Kijang. (mobil)
f)     Pak guru menegornya setelah kepergok menghisap Jarum (rokok)

7. Majas Sinekdok

Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya seluruhnya untuk sebagian. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

1) Sinekdok Pars pro toto, Yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
  • Untuk bisa masuk ke pasar malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar Rp. 10.000 saja.
  • Ayah membeli satu ekor kambing untuk disembelih dan dijadikan gulai.
2)  Majas Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
  • Barcelona mencetak gol kemenangannya pada menit ke 80.
  • Menonton TV memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
  • Polri berhasil meringkus kawanan  begal yang sering beraksi di daerah Lampung Utara.

8. Majas Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Simile hampir sama dengan majas asosiasi, hanya beda-beda tipis saja. Untuk lebih jelas baca saja : 
Contoh:

a)    Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.
b)    Wajahnya bercahaya bagaikan rembulan yang selalu menerangi kegelapan malam.
c)     Dia pemberani bak seekor singa yang tidak pernah gentar dengan musuh sekuat apapun
d)    Kerjanya seperti mesin yang tidak pernah berhenti.
e)     Wataknya  seperti batu yang sangat sulit untuk dilunakkan.

9. Majas Tropen
Gaya bahasa kiasan yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksud
Contoh:

a) Besok bapak presiden akan terbang ke Surabaya
b) Dia duduk melamun, hanyut dibawa perasaannya.

10. Majas Litoses
Suatu cara mengemukakan sesuatu dengan maksud merendahkan diri. Namun, hal yang dinyatakan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Contoh:

a) Jika anda tidak keberatan, silahkan dating ke gubug saya! (padahal rumah yang mewah)
b) Terimalah barang yang tak berharga ini sebagai tanda mata.( padahal barang yang mahal dan mewah)

11. Majas Eponim
Eponim adalah majas berupa pernyataan yang mengandung nama seseorang yang sering dihubungkan dengan sifat tertentu. Dengan demi-kian nama itu dipakai untuk mengatakan sifat itu.
Contoh:
a) Usahaku sedang macet, perlu pertolongan Dewi Fortuna untuk menyelamatkannya
.
b) Dewa Ruci kebanggaan Indonesia mengarungi lautan luas tanpa rasa takut.
c) Diperlukan seorang Hercules untuk mendorong mobil yang mogok ini.
12. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:

a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

13. Majas Eufimisme
Eufemisme adalah majas berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti perkataan yang dirasakan kasar, yang mungkin menyinggung perasaan, dan merugikan.
Contoh:

a) Tampaknya wanita cantik itu kurang waras. (menggantikan kata
b) Para tunakarya disalurkanpemerintah menjadi TKL (tidak mempu-nyai pekerjaan)
c)  Kedua suami istri itu tidak dapat hidup bersama lagi karena - merasa tidak cocok satu sama lain, (bercerai)

14. Majas Alusio
Alusi atau kithtavi adalah majas berupa acuan yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh dengan anggapan bahwa hal itu sudah diketahui bersama, baik penutur/penulis maupun pendengar/pembaca.
Contoh:
a) Peristiwa Ambon sungguh merupakan tragedi nasional
b) Kasus Marsinah merupakan salah satu bukti nyata merosotnya wibawa hukum di negeri ini.
c) Lubang buaya dapat menjadi lambang kebejatan anak bangsa ini terhadap saudaranya sendiri.

15. Majas Antonomasia
Gaya bahasa yang menggunakan ciri fisik seseorang untuk dipakai sebagai nama panggilan, seperti orang gemuk yang di panggil Si Gemuk, orang tinggi dinamai Si Jangkung, dan sebagainya


B .  Majas Pertentangan 

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1. Antitesis

Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:


a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.


2. Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;

a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3. Kontradiksi interminus

Ciri khas pada majas ini ialah menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan hal yang telah disebutkan terdahulu. Majas ini digunakan dalam kalimat penyangkalan atau pengecualian.
Contoh:

a). Siswa-siswi dilarang masuk ruangan kepala sekola, kecuali untuk urusan penting.
b). Semua crew dilarang masuk ke ruangan komputer, kecuali crew IT.
c). Semua laki-laki dilarang mengunjungi kamar kost wanita,kecuali anggota keluarga.
d). Harga semua beras naik 12%, kecuali beras roro jongrang.Semua santri menuju masjid untuk sholat berjamaah, kecuali para santri perempuan.

4. Anakronisme

Merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan waktu kejadian yang dibicarakan. (anakronisme, ana= mundur; chronos= waktu). Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi (masa lalu atau sejarah) dan menambahkan unsur-unsur yang belum ada kala itu dalam menyatakan sesuatu.
Contoh:

a). Pasukan-pasukan kerajaan majapahit memacu kuda besinya menuju peperangan. (pada kala itu belum ada kuda besi /motor)
b). Para musafir dari mekah mengandalkan kompas untuk menunjukan arah kiblat
c). Kemenanngan pasukan kerajaan Mughal disambut dengan orkestra musik dangdut.
d). Penari-penari balet itu diundang oleh Julius Caesar untuk meramaikan pertandingan. 
e). Shakespare sering mendapat telepon untuk tampil di depan publik membacakan karya-karyanya.



C. Majas Sindiran

Majas sindiran ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1. Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.
Contoh:

a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2. Sinisme

Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :

a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3. Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:

a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!()

D. Majas Penegasan

Majas Penegasan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas 19 bentuk berikut.

1. Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2. Repetisi

Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3. Paralelisme

Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:

Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4. Tautologi

Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:

a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5. Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:

a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6. Antiklimaks

Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
Contoh:

a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7. Retorik

Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:

a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

8. Inversi
Gaya bahasa inversi dipergunakan bila predikat kalimat hendak lebih dipentingkan dari pada subjeknya, lalu ditempatkan di depan subjek.
Contoh:

a) Besar sekali gajinya
b) Tak terkabul permintaannya.

9. Elipsis
Kalimat elipsis ialah kalimat yang subjeknya atau predikatnya tak lagi disebutkan karena dianggap sudah diketahui.
Contoh:

a) Pergilah !
kata pergilah lebih mendapat tekanan dari pada bila kalimat itu bersubjek: pergilah             engkau
b) Kalau masih belum jelas akan kuterangkan sekali lagi.(apa yang akan diterangkan tak disebutkan)

10. Koreksio
Gaya bahasa koreksio dipakai bila akan membetulkan kembali hal yang sudah diucapkan baik yang di ucapkan dengan sengaja atauouun tidak
Contoh:

a) Ibu ada di dapur, ah bukan di kamar mandi
b) Silahkan pulang saudara-saudara, eh maaf silahkan makan

11. Asindeton
Beberapa hal, keadaan, atau benda disebutkan berturut-turut tanpa mempergunakan kata penghubung
Contoh:

a) Meja, kursi, lemari, ditaruh saja dalam kamar itu.
b) kain-kain, barang pecah belah, mainan anak-anak semua ada di jual di toko itu.

12. Polisindenton
Majas ini digunakan untuk Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung. 
Contoh:
a)   Sesudah menyandarkan sepeda, lalu dia masuk ke teras rumah itu, kemudian mengetuk pintu, dan ditunggunya sampai tuan rumah tampak batang hidungnya.

13.Interupsi
Majas ini digunakan untuk Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat. 
Contoh:
a)   Pak Budi, lurah desaku, orangnya sangat baik.
b)  Tiba-tiba ia-suami itu di-rebut oleh perempuan lain

14. Eksklamasio
Gaya bahasa yang mempergunakan kata seru untuk penegas.
Contoh :
a)   Wah, biar, biar kupeluk, ah dengan tangan menggigil
b)  Aduhai hidup, nikmat nian rasanya “kau hidup”

15. Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas gaya bahasa penegasan yang melukiskan atau menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa agar seluruh maksud di dalam kalimat tersebut menjadi lebih lugas dan jelas. 
Contoh:
a)   Korban kritis, motonya hancur lebur, darah menganak sungai, mengalir ke mana-mana.

16. preterito
Majas ini digunakan untuk Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. 
Contoh:
a)   jangan kamu beritahu andi, kalo saya tadi menyontek.
b)  Saya tidak akan berpanjang kalam lagi tentang peristiwa itu. Nasi sudah menjadi bubur, apa hendak di kata.

17. Kolokasi, 
Majas ini digunakan untuk Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat. 
Contoh:
a)   Nasibku, harus berurusan dengan si keras kepala.

18. Silepsis,
 
Majas ini digunakan untuk Penggunaan satu kata yang memiliki lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Contoh:
a)   Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

19. Zeugma
Majas Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak gramatis dan tidak logis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang membingungkan / rancu.
Contoh:
a)   Perlu saya ingatkan, Nenek saya itu peramah dan juga pemarah.





8 komentar: